Mentan Pastikan Kesiapan Kalsel Dalam Program Cetak Sawah
Keterangan Gambar : Pj. Bupati Syamsir Rahman saat menyambut Mentan Andi Amran Sulaiman di ruang VIP Bandara Syamsuddin Noor, Kamis (21/11/2024). (Foto: Pemprov Kalsel)

Mentan Pastikan Kesiapan Kalsel Dalam Program Cetak Sawah

Banjarmasin - Kesiapan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemrov Kalsel) dalam mendukung program pemerintah Cetak Sawah Rakyat (CSR) dari Presiden Prabowo Subianto terus dipantau Kementerian Pertanian (Kementan).

Kesiapan program tersebut dibahas pada Rapat Koordinasi Cetak Sawah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang dibuka langsung oleh Mentan Andi Amran Sulaiman di Banjarmasin pada Kamis (21/11/2024) malam.

Menurut Mentan, rakor itu untuk menetapkan sasaran, menetapkan target, dan berapa sarana produksi yang perlu disiapkan, selain juga jumlah petani millenial yang terlibat.

"Sekarang bahkan sebagian sudah jalan, jadi Januari betul-betul bisa berjalan dengan baik," harap Amran.

Kemudian Pj. Bupati Tanah Laut H. Syamsir Rahman yang turut hadir dalam acara menyampaikan, produksi beras di Kalsel sudah mengalami surplus.

"Memberi makan 4,3 juta jiwa itu hanya dibutuhkan 600.000 ton. Tetapi realisasi produksi kita itu sudah 950.000 ton. Makanya tadi Pak Menteri sangat gembira bahwa di Kalimantan Selatan kita sudah surplus. Nah 350.000 ton selain kita punya stok, kita bisa juga menyuplai ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur," jelas Syamsir.

Namun menurutnya, kondisi ini belum mencukupi untuk skala nasional, jadi peningkatan produksi di wilayah ini tetap jadi perhatian Mentan, salah satunya dengan optimasi lahan.

"Apa itu optimasi lahan? Optimasi lahan itu bagaimana mengoptimalkan lahan yang satu kali tanam menjadi dua kali tanam minimal. Padahal kita sendiri sudah ada yang tiga kali tanam. Namun rata-rata baru satu kali tanam yang banyak," lanjut Syamsir.

Keterlibatan petani millenial juga menjadi penting, karena dengan skala program cetak sawah yang besar banyak peluang yang terbuka bagi para generasi muda.

Cetak sawah ini pun dilakukan dengan menggunakan alat modern. Sebelumnya banyak petani yang melakukan proses pertaniannya secara manual, hingga memiliki berbagai keterbatasan, dari lamanya pengerjaan hingga tenaga yang dikeluarkan.

"Nah, itu (penggunaan alat modern) untuk menghemat waktu, menghemat tenaga, jangkauan untuk menanam itu pun lebih banyak," tutup Syamsir.

Di Tanah Laut sendiri, lahan yang akan dikembangkan dalam program cetak sawah berada di Desa Bati-Bati. (Diskominfo Tala)

Bagikan halaman ini

Berita Lainnya